Sebuah temu, dua orang yang sebenarnya saling merindu
Oleh : Afriska Kusnia
Kicauan burung setiap pagi terdengar dari ujung jendela kamar kecilku, daun tanaman nampak masih basah karena pagi ini sedikit berembun, udara dingin pagi yang mulai sampai ke ruas tulang penduduk bumi.
Aku memandang langit dari balik jendela kamar yang sudah mulai usang, ku tatap ia tajam-tajam berharap pada yang Maha Pencipta tentang kesehatan,kenikmatan,dan bersyukur dengan apa yang ada hingga pagi ini.Alhamdulillah..
Aku bersyukur masih bisa bernafas hingga detik ini
Aku bersyukur masih bisa menikmati hidup hingga saat ini
Aku bersyukur masih bisa beribadah,belajar,bekerja, berkarya dan menuai manfaat hingga hari ini
Tetiba, lamunanku dialihkan oleh sesuatu yang ada di dinding kamarku, kalender.
Hari ini adalah awal bulan Agustus 2021. Seperti ada yang mengingatkanku dengan bulan ini, lambat laun pikiranku mulai mengingatnya, ada apa gerangan dengan Agustus?
... (Agustus,2020)
Hari ini adalah hari Minggu, seperti biasa aku pergi ke Madrasah untuk bekerja. Sarapan dan minum susu merupakan rutinitas pagi yang selalu tak terlewatkan.
Ku kendarai motor bebek yang masih milik kakakku itu dengan laju sedang sembari menikmati pemandangan pegunungan sepanjang jalan, sesekali menikmati udara segar.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar berjalan seperti biasa, tiba di jam terakhir ada suara dering telepon.
Rupanya sudah 2 kali ada panggilan tidak terjawab, aku biarkan, karena masih mau menutup pembelajaran.
Seusai salam, bergegas keluar kelas dan menenggok teleponku. Siapa yang telepon?
Ternyata kamu.
Ada apa? Tumben?
Ku lihat ada pesan masuk.
Tertulis.
"Kamu dimana? Share Lokasi."
Tanpa pikir panjang, aku share lokasi. Lalu,ku lanjutkan untuk berjalan ke ruang guru beberes untuk pulang.
Aku ambil sepeda motor dan ku kendarai keluar menuju gerbang Madrasah.
"Hai...", terdengar suara memanggil ke arahku. Ku tengok ke arah kanan, sorang lelaki dengan sepeda motor biru hitamnya sedang berdiri didepan gerbang. Sepertinya aku mengenal suara yang memanggil itu.
Kamu?
Benarkah itu kamu?
Tapi.. Ngapain nyamperin ke tempat kerjaku?
Bukankah selama ini ia menghilang?
Tiba tiba, suaranya menghancurkan keraguanku.
"Hai.. Aku Vian, ayo kita makan bareng. Ikut aku ya." Sambil menyalakan motor dan melaju ke arah alun alun kota.
Aku mengikuti kemana ia melaju.
Sampailah kita di warung makan, kita makan gado-gado.
...
Sebenarnya aku mau menanyakan kenapa dia bisa tiba-tiba menemuiku dan beberapa pertanyaan lainnya tentang kejelasan hubungan ini.
Tapi, sudahlah kita saling hanyut dalam dekapan rindu pertemuan hingga lupa kalau ada pertanyaan-pertayaan yang harus dijelaskan.
"Lalu, kita ini apa?"
Selalu pertanyaan itu yang memberontak di kepalaku.
... (Agustus,2021)
Ternyata pertemuan itu sudah satu tahun berlalu.
Sejak saat itu hingga sekarang kita belum juga bisa bertemu.
Mungkin saja, pemilik-Mu belum ridho kita bertemu.
Atau ada hal lain yang lebih baik dilakukan selain pertemuan.
Diam diam mendoakan,
Diam diam merencanakan masa depan,
Diam diam datang melamar,
Atau diam diam mengikhlaskan?
Apapun itu, semoga pilihan terbaik menurut Tuhan.
Aamiin.
Sehat sehat ya kamu.
Tulungagung.
Agustus, 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar